Photo by Daniel Korpai on Unsplash

Sebagai salah satu profesi yang sangat dibutuhkan di era digital, semakin banyak pula orang yang tertarik berkarir sebagai UI/UX Designer. Untuk menunjukkan kemampuan dan ciri khas desain mereka dengan UI/UX Designer lainnya biasanya ditunjukkan melalui portfolio. Selain portfolio, diperlukan juga media yang bisa menghubungkan para designer dengan para klien. Maka dari itu, pentingnya untuk memilih website yang bisa memamerkan UI/UX Design kamu secara penuh dan menarik agar design kamu dilirik oleh perekrut. Nah, ini dia tiga website yang bisa bantu memamerkan proyek UI/UX Design kamu yaitu ada Behance, Dribbble, dan Adobe Portfolio. 

1. Behance

Behance, online platform yang dibuat oleh Adobe’s Chief Product Officer Scott Belsky dan Matias Corea, merupakan platform yang dirancang untuk mempamerkan proyek-proyek kreatif dari para kreator. Platform yang merupakan bagian dari Adobe ini  memiliki banyak keunggulan yang bisa bantu portofolio kamu terlihat stand out sekaligus memasarkan jasa kamu sebagai UI/UX Designer. 

‘Emang apa sih keunggulan dari Behance?’

Behance memberikan keleluasaan kepada para kreator untuk menjadikan profil mereka seperti Blog untuk hasil design atau study case mereka. Selain itu, para kreator juga bisa mendesain proyek-proyeknya seperti memberi deskripsi pada proyek, membuat tampilan dalam bentuk video atau GIF, mengatur background, dan juga tag-tag khusus untuk proyek kamu. Behance juga menyediakan tool-tool yang bisa bantu kamu untuk mendesain proyek yang ingin kamu kembangkan ataupun sekedar untuk merapikan kembali proyek yang sudah kamu buat. 

Uniknya lagi dengan menggunakan Behance kamu juga bisa terhubung dengan sesama UI/UX Designer lainnya ataupun dengan klien-klien kamu. Hal ini dikarenakan Behance memberikan notifikasi kepada pengikut-pengikut kamu ketika kamu mengunggah karyamu ataupun sebaliknya. Hal ini membuat interaksi kamu dengan sesama kreator dan calon klien terjalin dengan baik.

Bagusnya lagi, Behance ini free lho dan kamu ngga akan diminta untuk upgrade akun untuk bisa mengakses semua tool atau fitur di Behance, literally free! Cocok banget buat kamu yang ingin mempromosikan diri sebagai UI/UX Designer.

2. Dribbble

Selanjutnya ada Dribbble yang ngga kalah bagus dari Behance. Dribbble adalah sosial media platform untuk para designer yang sudah dirilis sejak 2009. Dribbble ini terkenal dengan invite-only sistem yang membuat seorang kreator yang ingin membuka akun di Dribbble harus mendapatkan invitation dari kreator lain yang sudah memiliki akun Dribbble. Namun, per April 2021, invite-only system ini sudah dibuat lebih inklusif sehingga siapa saja sudah bisa membuat akun di Dribbble tanpa harus mendapatkan invitation dari kreator lain. Melainkan, tim Dribbble sendiri yang akan menilai dan memutuskan apakah kamu bisa membuat akun designer. 

‘Wah, repot deh kalau gitu.’ 

Eh, tunggu dulu. Kamu harus tau dulu nih keunggulan dari Dribbble. Dribbble umumnya ditujukan untuk memamerkan proyek serta studi kasus yang kamu punya secara mendetail seperti halnya animasi, mockups, dan design logo. Selain itu, kamu bisa membuat akun perusahaan yang bisa berkolaborasi dengan designer lain. 

Nah kalau kamu upgrade ke Pro account, kamu bisa merasakan fitur lain seperti menyunting halaman profil kamu, search engine yang bisa membantu kamu mencari klien, multi-shot upload dan memasarkan desain kamu di marketplace yang ada di Dribbble. Untuk upgrade ke Pro account kamu harus membayar sekitar delapan puluh ribu per bulan atau satu juta rupiah per tahun. Dribbble sendiri dipercaya lebih efektif karena tidak hanya memamerkan design kamu tapi juga mendapatkan kesempatan untuk direkrut lebih besar. 

3. Adobe Portfolio

Kalau di awal kita sudah bahas Behance, sekarang kita lihat online portfolio website dari Adobe sendiri yaitu Adobe portfolio. Dibandingkan dengan Behance, Adobe Portfolio dinilai lebih simple dan beginner-friendly karena platform ini didesain untuk membangun sebuah website dengan minim desain secara manual. Dengan kata lain, para kreator bisa membuat design website mereka sesuai template yang sudah disediakan Adobe Portfolio. 

Selain itu, Adobe Portfolio memberikan kamu domain default yang bisa kamu kembangkan lagi dengan membeli domain dari luar agar terlihat lebih professional. Uniknya dari Adobe portfolio ini adalah kamu bisa menyambungkan akun kamu dengan produk Adobe lainnya seperti Behance, Lightroom, dan lainnya. Hal ini memudahkan kamu untuk membuat design sekaligus mempromosikan proyek atau study case kamu di platform lain seperti Behance. 

Memang setiap online portfolio website ini memiliki keunggulannya masing-masing tetapi balik lagi kepada kemampuan kamu sebagai UI/UX Designer. Kalau dari tiga platform di atas, mana sih yang bikin kamu tertarik untuk pelajari? Komen di bawah ya! Kalau kamu penasaran tentang pentingnya UI/UX untuk website kamu, baca penjelasannya di sini ya.