rusia
Putin, The daily beast

Saat ini perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina kian memanas. Perang kedua negara ini sampai-sampai menimbulkan solidaritas antar warga negara di dunia. Tak hanya mereka, bahkan para bos-bos perusahaan teknologi besar ini juga ikut andil dalam melawan kejamnya invasi militer Rusia. 

Ketika agresi terus berlanjut, raksasa teknologi seperti Apple, Google, dan Meta telah mengumumkan penangguhan atau pembatasan layanan disana. Wakil Perdana Menteri Ukraina dan Menteri Transformasi Digital Mykhailo Fedorov telah menghubungi para CEO teknologi untuk memblokir layanan mereka di Rusia guna meningkatkan tekanan pada pemerintah Putin.

Lalu, siapa saja CEO yang mulai menutup akses mereka? Berikut Kinaja akan membagikannya kepada kamu.

Apple

“Kami sangat prihatin dengan invasi Rusia ke Ukraina dan berdiri bersama semua orang yang menderita akibat kekerasan tersebut. Kami mendukung upaya kemanusiaan, memberikan bantuan untuk krisis pengungsi yang sedang berlangsung, dan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung tim kami di wilayah tersebut”, pernyataan resmi Apple.

Apple sedang berkomunikasi dengan pemerintah terkait tentang tindakan yang mereka ambil dan sekarang telah menghentikan semua penjualan produknya di Rusia.

Sebelumnya, Apple telah membatasi layanan Apple Pay dan menghapus media pemerintah seperti RT News dan Sputnik News dari App Store. Sebagai langkah keamanan, raksasa teknologi itu telah mematikan fitur lalu lintas dan insiden langsung di Apple Maps di Ukraina.

Sebelumnya, Mikhail Fedorov telah menulis kepada kepala Apple Tim Cook: “Saya memohon kepada Anda dan saya yakin Anda tidak hanya akan mendengar tetapi juga melakukan segala yang mungkin untuk melindungi Ukraina,- untuk berhenti memasok layanan dan produk Apple, termasuk memblokir akses ke App Store!”.

Google

Google telah menarik RT News dan Sputnik dari Play Store. Hal itu diperkuat oleh pernyataan mereka, Google mengatakan: “Sebagai tanggapan atas perang di Ukraina, kami menghentikan monetisasi Google atas media yang didanai negara Rusia di seluruh platform kami. Kami secara aktif memantau perkembangan baru dan akan mengambil langkah lebih lanjut jika perlu.”

YouTube juga memblokir media pemerintahan negara slav tersebut atas perintah pemerintah Ukraina. Platform streaming video telah menghapus beberapa saluran dan video yang secara aktif terlibat dalam menyebarkan propaganda dan informasi yang salah.

Oracle dan SAP

Oracle telah menangguhkan semua operasi disana. 

“Atas nama 150.000 karyawan Oracle di seluruh dunia dan untuk mendukung pemerintah terpilih Ukraina dan untuk rakyat Ukraina, Oracle Corporation telah menangguhkan semua operasi di Federasi Rusia.”

SAP mengutuk invasi ke Ukraina ‘dalam istilah yang sekuat mungkin. Perusahaan mengumumkan akan menghentikan penjualan semua layanan dan produk SAP di negara beruang tersebut.

Intel, AMD, dan TMSC

Raksasa semikonduktor Intel dan AMD telah menghentikan penjualan ke Rusia. Selain itu, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co telah berhenti bekerja dengan mitra disana.

Meta

Meta telah melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau memonetisasi di platformnya. Baru-baru ini, perusahaan telah menghapus jaringan disinformasi – situs berita Rusia yang menyamar sebagai entitas berita independen – dari platformnya. Jaringan itu mendorong narasi beracun di seluruh platform seperti Facebook, Instagram, YouTube, Telegram, Twitter.

Pemerintah Rusia menuduh Meta menyensor media Rusia dan mengatakan akan membatasi akses warganya ke platform media sosial.

Twitter

Twitter mengatakan akan mematuhi sanksi Uni Eropa terhadap media yang berafiliasi dengan negara Rusia seperti RT dan Sputnik.

Platform microblogging tersebut telah mengklaim mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran informasi hoax tentang invasi militer kedua negara. Untuk itu, Twitter mulai memberi label pada cuitan yang berisi tautan dari media yang disponsori negara.

“Ketika orang mencari informasi yang kredibel di Twitter mengenai invasi Rusia ke Ukraina, kami memahami dan mengambil peran kami dengan serius. Produk kami harus memudahkan untuk memahami siapa di balik konten yang anda lihat dan apa motivasi serta niat mereka,” kata Yoel Roth, Kepala Integritas Situs di Twitter.

Kenapa mereka melakukan itu?

Alasan utamanya adalah demi kemanusiaan. Ngeri-nya invasi militer yang dilakukan Rusia membuat rasa peduli dan solidaritas antar umat dunia. Dengan ini kedamaian dunia akan semakin terjaga.