Banyak dari pegiat content marketing berlomba untuk membuat micro content yang dapat menggaet perhatian audiens. Konsep micro content yang dianggap jitu untuk menyaring minat audiens yang dirasa tak punya banyak waktu untuk menerima sebuah konten yang terlalu panjang, dengan teks pendek, gambar, atau video dapat cerna secara utuh dalam 10-30 detik. 

Sayangnya, perusahaan yang mencoba memanfaatkan micro content ini banyak yang belum maksimal, dalam arti penempatan dan bentuknya masih belum cukup baik. Mengembangkan micro content, seperti halnya semua jenis pemasaran konten, harus dibangun di sekitar kerangka strategi konten agar paling efektif.

Lalu apa saja yang bisa membuat micro content agar bisa maksimal? Perhatikan baik-baik, ini adalah cara mengembangkan micro content yang kami rangkum dengan padat. Simak di bawah ini!

Buat Postingan Singkat

Photo : instagram.com/dainwalker/ 

Ingat, micro content namanya, tak mungkin kamu menulis atau menyajikan sesuatu terlalu panjang. Ketika datang ke situs media sosial seperti Twitter, kamu tidak punya banyak pilihan di sini. 

Di situs media sosial lain seperti Facebook atau LinkedIn, kamu dapat menggunakan kata-kata sebanyak yang kamu inginkan. Tetapi posting yang lebih panjang biasanya tidak terlalu melibatkan audiens. Konten bentuk panjang di jaringan ini perlu direncanakan dengan hati-hati.

Tulis dengan Baik

Photo by Thought Catalog on Unsplash

Meskipun kamu mungkin tidak banyak menulis tentang hal-hal seperti video atau foto Instagram, micro-blogging tetap merupakan sesuatu yang harus kamu kuasai. 

Anggap saja sebagai headline copywriting: mencoba menarik minat pembaca hanya dengan satu baris. Ini adalah keterampilan yang sangat menantang dan banyak diabaikan, tetapi keterampilan yang sangat berharga di dunia atau micro content

Untuk terhubung dengan audiens kamu hanya dalam satu kalimat dapat menjadi sebuah ide yang lebih mudah diterima di kepala mereka.

Gunakan Komedi

Photo by Markus Winkler on Unsplash

Gunakan sedikit guyon dalam setiap kesempatan yang kamu miliki ketika menggunakan micro content. Selalu, audiens akan tertarik pada sesuatu yang bersifat komedi, karena mereka sudah cukup lelah menerima banyak ide dan gagasan di luar kontenmu.

Namun jangan terlalu berlebihan, gunakan beberapa humor ringan yang bisa menarik perhatian mereka. Perhatikan isu hangat yang sedang beredar di internet, jangan sampai kamu terpeleset dengan kurangnya pengetahuanmu soal satu isu.

Visual Yang Menarik

Photo by BP Miller on Unsplash

Sebuah gambar bernilai seribu kata dan beberapa gambar atau visual yang paling mengharukan dan menyentuh secara emosional adalah hal yang tidak perlu kamu gambarkan dengan kata-kata.

Gambar dianggap sebagai micro content karena dapat membangkitkan perasaan dan mendorong tindakan hanya dengan kehadirannya. Mereka relatif kecil dalam ukuran file serta mampu melibatkan audiens dengan cepat. Informasi sensorik visual biasanya merupakan salah satu motivator yang lebih kuat bagi sebagian orang dan gambar karena micro content memanfaatkan fakta ini.

Jadikan Konten Yang Dapat Ditumpuk

Photo : instagram.com/welovebranding/

Membuat konten kamu singkat bukan berarti ini adalah kesempatan untuk menarik audiens kamu. Manusia, terutama di era digital ini, cenderung memiliki rentang perhatian yang sangat pendek, tetapi cenderung lebih cepat memahami tren dibandingkan pendahulunya.

Penting membangun konten kamu melalui video pendek atau aplikasi yang disinkronkan dengan jenis media sosial lainnya, sementara pada saat yang sama menjaga konten kamu seminimal mungkin. 

Ini membutuhkan latihan dan penelitian untuk mencari tahu apa yang paling berhasil, tetapi menggabungkan berbagai media sosial menjadi cara yang bagus untuk membuat potongan micro content kamu semakin solid.