Ketika membangun sebuah brand, salah satu hal yang perlu kamu perhatian ialah penentuan merek yang terdiri dari nama, logo, simbol, karakter, kemasan, dan slogan.
Ingat, jangan sampai kamu melupakan hal ini bila kamu tidak ingin mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh Warkopi!
Lalu, ada apa dengan Warkopi sampai mereka ditegur oleh salah satu anggota Warkop DKI, yaitu Indro? Sebelumnya perlu diketahui, Warkopi merupakan grup konten parodi yang berisikan 3 orang pemuda yang mirip dengan personil dari Warkop DKI yaitu Doni, Kasino, dan Indro. Selain kontennya diunggah di YouTube, Warkopi pernah muncul di stasiun Tv nasional.
Kesalahan yang dilakukan oleh Warkopi ialah mereka tidak meminta izin kepada Lembaga Warkop DKI. Sebab, menurut Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Freddy Harris, Lembaga Warkop DKI sudah mendaftarkan merek dagang sejak lama. Jadi, dalam hal hak kekayaan intelektual (HAKI) dan nilai ekonomi yang dihasilkan, Warkopi harus memiliki persetujuan resmi untuk menggunakan merek Warkop DKI.
Dari kasus Warkopi ini, kita dapat belajar bahwa setiap marketer perlu memastikan bahwa brand mereka dapat terlindungi dari hukum.
Protectability adalah salah satu kriteria untuk memilih brand element. Dengan memastikan bahwa brand tersebut sudah terlindung dari hukum, maka marketer dapat melindung brand mereka dari pelanggaran persaingan yang tidak sah, seperti yang dialami oleh Warkop DKI. Maka dari itu, Warkop DKI berhak menuntut pertanggungjawaban secara hukum kepada Warkopi karena mereka tidak meminta izin.
Lantas, apa saja sih kriteria dalam menentukan brand element itu? Yuk, disimak rangkuman yang Kinaja buat di bawah ini.
Memorability
Marketer perlu membuat brand element yang mudah diingat dan menarik perhatian banyak orang. Sebab penggunaan nama brand yang mudah diingat akan mendukung tingkat brand equity sehingga meningkatnya brand awareness pasar. Contoh brand yang terkenal dan mudah diingat adalah McDonald’s, Aqua, Indomie, dan sebagainya.
Meaningfulness
Brand element perlu memiliki kredibilitas dan dapat mempersuasif calon konsumennya. Untuk mempersuasif seseorang, brand perlu memberikan informasi mengenai manfaat dari produk tersebut. Misal, Yakult dengan tagline-nya “cintai ususmu, minum yakult tiap hari” yang menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi Yakult dapat menyehatkan usus.
Transferability
Transferability artinya sejauh mana brand element dapat meningkatkan brand equity untuk produk baru atau dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda.
Ini juga menunjukkan sejauh mana brand element dapat meningkatkan brand equity melintasi batas geografis dan segmen pasar. Misalnya, produk dari brand Apple ada bermacam-macam seperti Apple Watch, Iphone, Apple TV dan sebagainya.
Adaptability
Brand element harus fleksibel sehingga dapat dengan mudah diperbarui dari waktu ke waktu agar sesuai dengan preferensi dan tren konsumen.
Logo dan karakter dapat diberi tampilan dan nuansa baru agar terlihat lebih modern dan relevan. Misalnya, Coca-Cola terus memperbarui logonya selama bertahun-tahun untuk mengikuti tren terbaru.
Protectability
Kriteria terakhir ini menyarankan marketer untuk melindungi nama brand dengan mendaftar pada badan hukum yang sesuai di masing-masing negara. Tujuannya adalah agar brand element ini aman, terlindungi, baik dari segi hukum maupun persaingan brand lainnya.
Nah, itu dia 5 kriteria dalam menentukan brand element yang perlu diperhatikan oleh setiap marketer. Semoga bermanfaat ya! Oh iya, Kinaja dapat membantu kamu untuk mem-branding produk usahamu loh. Kamu bisa langsung menghubungi kami di Kinaja.id dan kami akan berusaha mewujudkan keinginanmu!
