Film Horror memang seringkali menjadi primadona di box office Indonesia maupun mancanegara. Selain karena banyak orang yang menyukai film seram, film horror juga cukup digandrungi karena viral atau menjadi pilihan alternatif ketika bosan menonton genre itu-itu saja. Akhir-akhir ini, film Horor di Indonesia kembali naik daun berkat dirilisnya “KKN Di Desa Penari” yang dilaporkan sudah mencapai 9 juta penonton per 5 Juni 2022. Selain itu, film bergenre serupa seperti “Pengabdi Setan 2” yang akan rilis pada Agustus mendatang juga sangat ditunggu oleh para pemirsa Indonesia.

Terlepas dari viral-nya film-film seram di Indonesia, kira-kira kalian penasaran nggak, sih, cara shooting film tersebut sehingga bisa tegang dan deg-degan? Bagaimana, sih, cara membuat atmosfir yang menakutkan? Nah, kali ini Kinaja akan membahas mengenai tips-tips untuk shooting film horror. Simak post berikut.

1. Tiga Babak Menakutkan

Menurut nofilmschool.com, tiga babak menakutkan atau three stages of horror merupakan elemen yang sangat fundamental dalam membuat film horor. Babak tersebut adalah Downtime, Build-up, dan Scare. Downtime merupakan babak dimana sang tokoh dan para penonton juga diberikan kesempatan untuk ‘bernafas’, artinya mereka diberikan waktu untuk berpikir tentang apa yang terjadi. Build-up merupakan bagian dimana tension sang tokoh sudah mulai terbangun sedikit demi sedikit. Terakhir, scare tentunya adalah bagian munculnya adegan seram. 

Dalam membuat Build-Up, terdapat tiga teknik kamera yang bisa digunakan.

a. POV push-in

Jenis shot ini menggambarkan pengalaman karakter dengan membuat audiens berada di point of view karakter tersebut. Teknik yang bisa digunakan adalah slow dolly, Steadicam, dan gimbal shot.

b. Ruang Terbuka

Ruangan yang luas identic dengan kelemahan. Kamu bisa membuat ruang terbuka dengan menggunakan lokasi luas yang membuat si tokoh akan merasa terancam.

c. Ancaman yang tak terlihat

Memberikan jumpscare memang sangat krusial. Untuk membuat jumpscare, kamu bisa shoot sang karakter tanpa memperlihatkan apa yang mereka lihat. Selain itu, kamu juga bisa menunjukkan ancamannya terlebih dahulu, tetapi si tokoh tidak melihatnya.

2. Shoot Secara Wide

Banyak film horror yang terlalu fokus untuk shooting sang tokohnya secara closeup. Meski dapat mengetahui emosi si karakter, alangkah baiknya untuk shoot secara wide. Misalnya, ketika sang tokoh sedang duduk sendiri di dapur. Daripada melakukan shoot secara closeup, lebih baik shooting secara wide agar sang tokoh terlihat seolah terisolasi serta membuktikan kalau sang tokoh benar-benar sendiri dan kesepian. Dengan begitu, atmosfir seramnya akan terasa dan ketegangan juga akan muncul.

3. Kurangi Eksposisi

Pada umumnya, kameramen selalu memiliki hasrat untuk memberikan eksposisi atau pemaparan gambar yang maksimal. Namun, ini tidak berlaku dalam proses shooting film bergenre horror. Dikutip dari premiumbeat.com, mengurangi eksposisi justru adalah hal yang sangat dianjurkan karena akan membangun kesan misterius. Mengubah warna menjadi gelap memang bisa, tetapi hasilnya tidak akan sebagus mengurangi eksposisi.

4. Tambahkan Kabut

Elemen yang satu ini tentunya seringkali kita jumpai di film-film seram baik kartun atau live-action, terutama ketika sang karakter melintasi makam atau tempat-tempat sunyi. Pada dasarnya, memberikan kabut dapat menambahkan tekstur dalam scene-mu. Walaupun tergolong kuno, cara ini sebetulnya masih dipakai di banyak film supaya menambah kesan sunyi dan misterius. Kamu bisa menggunakan fog machine atau hazer untuk membuat kabut, tapi pastikan jangan memproduksi terlalu banyak atau sedikit, ya!

5. Gunakan Colored Gel

Dalam videografi dan fotografi, istilah colored gel simpelnya dapat diartikan sebagai filter. Nah, filter ini berfungsi untuk merubah warna cahaya sesuai yang diinginkan. Dalam pembuatan film horor, penggunaan colored gel juga sangat berguna dan akan membuat hasilnya menjadi semakin maksimal. Warna merah juga sangat dianjurkan karena dapat membuat penonton merasa bingung dan ketakutan. Namun, kamu juga harus menggunakan colored gel dengan tepat agar tidak membuat sang aktor terlihat “berdarah.”

6. Temukan angle kamera yang Unik

Menurut premiumbeat.com, salah satu contoh angle yang unik untuk film ini adalah dutch tilt. Berdasarkan pengertian dari keeindonesia.com, dutch tilt merupakan angle yang membentuk garis vertikal dengan sudut ke samping sehingga garis cakrawalanya tidak sejajar dengan bagian bawah frame foto. Menggunakan angle ini akan memberikan perasaan gelisah kepada para penonton sebab angle-nya tidak seimbang. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan bird’s eye view atau angle rendah yang menatap ke atas. Kedua angle tersebut agak jarang digunakan di film, tetapi sebetulnya bisa membuat audiens seolah-olah tersentak menuju isi kepala sang karakter.

Nah, itu dia 6 tips untuk membuat film horor. Jangan lupa untuk menambah pengetahuan kamu tentang gimbal shoot di sini